وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لإنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
13. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Makna Ayat
Ceritakan kepada kaum Musyrik, wahai Muhammad ketika Luqman memberi nasihat kepada anaknya agar tidak musyrik kepada Allah. Karena musyrik itu adalah dosa terbesar dan perbuatan paling keji diantara yang terkeji.
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
14. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Makna Ayat
Allah mewajibkan kepada semua manusia agar patuh dan taat kepada orang tua. Karena seorang ibu itu mengandung dengan segala kepayahan dan kesulitan. Seorang ibupun menyusui sampai berusia dua tahun. Allah mengharuskan pula agar bersyukur kepada-Nya atas semua nikmat yang diberikan dengan cara melakukan semua bentuk taat. Dan hendaknya berterima kasih pula kepada orang tua dengan cara melakukan kebaikan dan taat. Karena semua akan kembali kepada Allah, dan Allah akan membalas semua perbuatan yang dilakukan manusia.
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
15. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Makna Ayat
Jika orang tua mengajak kepada kufur atau dosa, maka jangan ikuti keinginanya dengan penolakan yang lembut dan bijaksana.Karena ketaatan itu haruslah dalam kebajikan. Dan jangan sampai penolakan itu dilakukan dengan perangai yang buruk. Ikutilah orang yang banyak bertaubat dan banyak melakukan kebaikan. Karena setelah kehidupan ini pastilah semuanya akan kembali kepada Allah Swt dan akan terungkap semua perbuatan yang telah dilakukan oleh setiap orang dan akan diberi ganjaran sesuai dengan perbuatannya.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
16. (Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.”
Makna Ayat
Wahai ananda, meskipun perbuatan buruk atau perbuatan baik hanya seberat biji saja, pastilah tidak akan luput dari pandangan Allah Swt. Kebaikan dan keburukan itu pastilah akan terungkap jelas di hari kiamat kelak, dan bagi yang berbuat kebaikan pastilah diganjar dengan kebaikan pula, begitu pula dengan keburukan. Allah Swt itu Maha Lembut dan Dia selalu memberi jalan keluar bagi para hamba-Nya dengan cara yang baik. Allah Swt juga Maha Mengawasi dan tidak satupun yang luput di hadapanNya.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
17. “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Makna Ayat
Dalam ayat ini Luqman menyuruh anaknya untuk menegakan shalat. Karena shalat merupakan tiang agama dan sebagai penolak keburukan dan kemungkaran. Kemudian menyuruh pula agar anaknya selalu menyeru dan mengajak kepada kebaikan, juga menolak semua bentuk kemungkaran. Karena mengajak pada kebaikan dan menolak keburukan itu adalah jalan yang ditempuh para Nabi dan selayaknya orang-orang pun melakukan hal demikian karena hal itu adalah bentuk perilaku sangat mulia dan terhormat.
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
18. “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan.”
Makna Ayat
Janganlah sombong dan takabur, hendaknya rendah diri dan banyak tersenyum. Karena Allah tidak suka kepada orang yang sombong dan suka membangakan dirinya sendiri. Sebaliknya Allah Swt sangat dekat dengan orang yang rendah diri.
ِ
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِير
19. “Dan rendah dirilah ketika berjalan dan pelankan suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Pelajaran Dalam Ayat
# Pentingnya menjaga Tauhid dan kejinya dosa Syirik
# Menjelaskan arti hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Swt dengan cara taat dan selalu ingat kepadaNya. Dan orang yang bersyukur itu pasti orang memiliki akal sehat
# Pentingnya memberi nasehat yang baik, sekaligus memberi solusi (irsyad) kepada siapa saja
# Buruknya dosa musyrik dan jeleknya orang yang memusyrikan Allah Swt
# Keharusan taat kepada orang tua dan mempelakukan mereka dengan lembut dan sayang
# Pengukuhan pedoman, “ Tidak boleh patuh kepada seseorang jika menyuruh berbuat dosa kepada Allah Swt.” Dan ini berlaku kepada orang tua untuk tidak taat atas kemauan mereka ketika diperintah melakukan keburukan.
# Wajib mengikuti jalan yang benar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah dan haramnya mengikuti jalan yang tidak berdasar kepada kedua pusaka itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar